Kisah inspiratif, Manfaat kesabaran

KISAH MENJADI AHLI BERLIAN

Di sebuah kota ada sorang anak yang sangat suka dengan perhiasan dia adalah anak orang kaya dan ayahnya merupakan seorang kolektor berlian, suatu ketika sang anak sedang memperhatikan sebuah benda yang indah yang dia kira sebuah berlian di sebuah toko, kebetulan saat itu dia di ajak untuk jalan-jalan bersama ayahnya.

Dan berkata "ayah aku melihat berlian yang sangat indah di sebelah sana!"Sang ayah berkata"Tunjukan pada ayah". Lalu si anak berlali ke toko tersebut dan membeli  berlian itu kemudian memperlihatkannya kepada ayahnya. Lalu ayahnya menyentuh benda itu dan menggelengkan kepalanya dan berkata,"ini kaca!

kamu sudah di tipu" jawab anak itu "bukan ayah ini berlian" lalu ayahnya mengambil berlian dari kantongnya dan berkata "ayo kita jatuhkan bersama-sama dan siapa yang pecah itu yg paslu", kemudian mereka menjatuhkan nya, tentu saja kaca itu pecah dan batu berlian itu tetap utuh karena berlian sangat keras.

Karena kejadian tersebut disaksikan banyak orang kemudian toko yang menjual berlian palsu itu di serbu, dan hendak di tutup tapi pemilik toko berdalih kalau dia hanya menjual barang imitasi bukan barang asli.

Kemudian si anak berkata kepada ayahnya, "Ayah mengapa ayah bisa tahu kalau itu kaca?" jawab sang ayah "apakah kamu mau belajar?", di anak dengan atusias menjawab "ia ayah!".

Sesampainya di rumah sang anak sudah siap belajar dan menunjukan antusiasme yang tinggi kemudian sang ayah menyuruh anaknya berdiri, dan menutup mata lalu mengulurkan tanganya kemudian sang ayah memasukan sebuah benda di dalam tangan anaknya dan menyuruhnya agar jangan membuka tangan atau melihat benda apa itu.

Kemudian sang anak menurutinya, lalu sang anak mengenggam benda itu kira-kira 1 jam 30 menit lalu sang ayah menyuruh anak itu menutup lagi matanya dan mengambil benda itu, begitu seterusnya sampai dua bulan lamanya, saat latihan akan di mulai lagi sang anak protes "aku bosan ayah! kapan aku di ajarkan untuk mengenal berlian?", sang ayah tersenyum dan berkata "tutup matamu dan ulurkan tanganmu", kemudian sang ayah memasukan sebuah benda yang mirip bentuk dan ukuranya dengan benda yang sebelumnya namun bahanya berbeda dan kata si anak "Ah ini bukan benda yang kemarin".

Jawab sang ayah dengan tersenyum"Kamu sudah belajar!".