Dan aku menyadari bahwa kebahagiaan, itu ada di sekitar kita ada dalam keluarga kita sendiri ada dalam diri kita, dan apa yang ada diluaran sana tidak lain adalah hanya remahan-remahan kebahagiaan dan kebahagiian yang sesungguhnya ada bersama dengan orang-orang yang kita cintai dan yang tulus mencintai kita, para sahabat, keluarga, istri, suami,anak, ayah dan ibu dan semua orang yang berarti dalam hidup kita.
Sudah 10 Tahun berlalu sejak kepergian mendiang Istriku dan itu adalah penyesalan terbesar dalam seluruh hidupku dan penyesalan itu kini yang aku tanggung bukan untuk sekedar menghukum diriku sendiri tetapi juga untuk membuatku lebih mensyukuri apa dan siapa yang ada dalam kehidupanku. Kala itu 10 tahun yang lalu aku belum sadar tentang kebahagiaan yang sejati, aku hanya mengikuti egoku dan nafsu ku. Untuk mendapatkan wanita yang menurutku lebih baik dari istriku dan aku pikir aku akan puas, ya! memang memusakan pada awalnya namun bukan itu yang benar-benar aku inginkan.
Kala itu aku menikahi istriku dan saat itu keadaan keluarga kami sangat berkekurangan aku dulunya seorang mantan supir bus sementara istriku adalah anak dari seorang konglomerat kayaraya dari kota Surabaya, akan tetapi dia rela hidup susah bersamaku, dan mengajariku tentang publik speaking, tatakerama dan negosiasi, aku bersama dia berlahan-lahan membangun bisnis kami guna membuktikan kepada mertuaku kalau aku juga bisa sukses.
Singkat cerita aku memiliki beberapa perusahaan yang tersebar di jabodetabek, yang berpusat di Surabaya waktu itu kami mempunyai seorang putri bernama Skayla saat itu dia berumur 9 akan memasuki usia 10. Kala itu aku yang awalnya miskin dan tiba-tiba menjadi kaya raya dengan penghasilan dan rekening sekitar 11 digit sangat membuatku puas, aku seakan lupa diri dan menganggap itu semua adalah hasil dari usahaku dan kerjakerasku dan aku berhak untuk mendapatkan lebih, kala itu aku meliaht istriku yang mulai sakit-sakitan dengan rambutnya yang sudah mulai memutih saat itu aku merasa jijik mengapa aku bisa menikahi wanita seperti dia, aku memasang muka masam kepada istriku setiap kali kita bertemu, tapi istriku selalu membalasnya dengan senyuman hangat yang sekarang selalu ku rindukan.
Sebenarnya aku sudah berselingkuh diam-diam dengan klienku di kantor tanpa sepengetahuan istriku aku membelikanya rumah dan lebih sering menghabiskan waktu dengan selingkuhanku daripada dengan keluargaku sendiri, Suatu ketika aku pamitan akan pergi untuk prjalanan kerja keluar kota dengan tangan bergetar istriku penjabat tanganku dan mencium pipiku dan berbisik "hati-hati sayang kamu pasti bisa" dan itu kata-kata yang selalu ia ucapkan saat kami miskin dulu untuk menyemangati ku agar aku termotivasi untuk melakukan yang terbaik, dan pada saat itu aku bosan karena melihat tubuhnya yang tidak seindah dulu dan rambutnya yang mulai putih, aku pun tersenyum palsu kepadanya meskipun aku tau dia tau kalau aku tidak senang tapi dia tetap tersenyum tulus kepadaku.
Aku sebenarnya pergi liburan ke Turki selama 3 bulan bersama selingkuhan ku sampai suatu ketika putriku menelefonku dan berkata kalau istriku sedang sakit dan tertengar suara istriku yang memarahinya supaya jangan menganggu ku yang sedang bekerja, kemudian disitulah hatiku dilema, lalu selingkuan ku memeluku dari belakang dan mencium pipiku dan berkata "kenapa tidak kau ceraikan saja dia yang sudah sakit-sakitan itu? yang sudah renta itu dikit lagi dia mau mati dia tidak secantik dulu tidak se aduhai seperti dulu lalu menikahi ku dan hidup bahagia."
Tiba-tiba airmataku menetes dan teringat dengan masalaluku dan istriku yang selalu mensuportku pengorbanan istriku perjuanganya dan pengajaranya kepadaku dan aku sedikitpun tidak pernah perduli kepadanya,lalu aku memutuskan mengikuti kata hatiku dan pulang ke Indonesia meninggalkan selinhkuhanku dan pergi pulang, saat aku tiba dirumah aku melihat istriku duduk di depan tv tempat kami dulu sering bermesraan bersama, dan dia menyambutku dengan senyuman dan berkata "selamat datang kembali sayang" aku tiba-tiba meneteskan airmata karena melihat kondisinya yang sangat kurus dan beberapa helai rambutnya rontok sehingga kepalanya agak botak lalu aku mendekatinya dan menciumnya lalu memeluknya dan berkata maafkan aku,maafkan aku sambil meneteskan airmata.
Istriku tersenyum kepadaku dan berkata" sudah-sudah tidak apa-apa" katanya, lalu istriku dengan nafas yang berat berkata "aku mau di gendong kekamar kita, seperti dulu kamu menggendongku saat kita pertama kali hidup bersama sebagai suami dan istri". Lalu akumenggendongnya dan terkejut kalau berat badanya sudah sangat ringan rasnya tidak seperti menggendong manusia, lalu aku tiba-tiba meneteskan airmata dan istriku menegurku dan berkata ada Skayla yang sedang melihat, benar saja ada Skayla yang sedang mengintip sampil tersenyum dan mengacungkan jempolnya padaku.
Akupun tersenyum kepadanya kemudian menggendong istriku dari pintu masuk masuk ke kamar kami dan akupun teringat dengan masa-masa indah kami dahulu, saat-saat hidup sederhana namun sangat berbahagia dan penuh arti, setibanya aku dikamar kami, aku membaringkan istritu kemudian dia menariku dan menciumku dan berbisik kepadaku " tolong jaga Skayla jangan sampai dia tau kalau kamu pernah berselingkuh dengan wanita itu" lalu akupun menangis di pelukan istriku dan istriku tersenyum dan tiba-tiba seluruh tanganya melemas dan dia menghembuskan nafas terakhirnya sambiltersenyum bahagia. Aku sangat terpukul dengan kepergian istriku dan yang lebih membuatku terpukul adalah istriku ternyata menderita kangker paru-paru sejak 5 bulan lalu dan menyembunyikanya dariku yang dia tutupi dibalik senyumanya.
Kemudian saat pemakamanya aku berjanji kepada diriku sendiri untuk menjadi ayah yang baik untuk anakku dan bersyukur karena pernah memiliki seorang wanita yang luar biasa, dan ketika aku mulai merasakan gejolak-gejolak menginginkan seorang wanita aku menatap layar ponselku yang ada foto bersama keluarga kecilku dan berkata.
BERSAMAMU SAJA SUDAH CUKUP BAGIKU DAN AKU TIDAK MEMBUTUHKAN APAPUN LAGI.
No comments:
Post a Comment